Lirik Lagu Indonesia Raya
Ilustrasi. Lirik lagu Indonesia Raya yang lengkap dengan sejarah dan aturannya (ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)
Berikut lirik lagu Indonesia Raya lengkap tiga stanza dengan ejaan yang disempurnakan dihimpun dari laman Peraturan BPK dan sumber lainnya.
Indonesia, tanah airku,Tanah tumpah darahku,Di sanalah aku berdiri,Jadi pandu ibuku,
Indonesia, kebangsaanku,Bangsa dan tanah airku,Marilah kita berseru,Indonesia bersatu,
Hiduplah tanahku,Hiduplah negeriku,Bangsaku, rakyatku, semuanya,Bangunlah jiwanya,Bangunlah badannya,Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!Tanahku, negeriku yang kucintaIndonesia Raya, merdeka! Merdeka!Hiduplah Indonesia Raya!
Indonesia, tanah yang mulia,Tanah kita yang kaya,Di sanalah aku berdiri,Untuk selama-lamanya,
Indonesia, tanah pusaka,Pusaka kita semuanya,Marilah kita mendoa,Indonesia bahagia!
Suburlah tanahnya,Suburlah jiwanya,Bangsanya, rakyatnya, semuanyaSadarlah hatinya,Sadarlah budinya,Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!Tanahku, negeriku yang kucintaIndonesia Raya, merdeka! Merdeka!Hiduplah Indonesia Raya!
Indonesia, tanah yang suci,Tanah kita yang sakti,Di sanalah aku berdiri,Menjaga ibu sejati,
Indonesia, tanah berseri,Tanah yang aku sayangi,Marilah kita berjanji,Indonesia abadi!
Selamatlah rakyatnya,Selamatlah putranya,Pulaunya, lautnya, semuanya,Majulah negerinya,Majulah pandunya,Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!Tanahku, negeriku yang kucintaIndonesia Raya, merdeka! Merdeka!Hiduplah Indonesia Raya!
Indonesia Raya merupakan lagu kebangsaan yang juga menjadi lagu wajib nasional. Lagu ini kerap dikumandangkan pada acara-acara penting.
Tak hanya jelang peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI), lagu Indonesia Raya juga dinyanyikan dalam upacara bendera, seminar, pertandingan bola, sampai konser sekalipun.
Hal ini tentu tak lepas dari peran penting lagu tersebut dalam sejarah kemerdekaan Indonesia yang dapat lepas dari belenggu penjajahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lirik lagu "Indonesia Raya" 3 stanza
Masih dari laman Kemendikbud, lirik dan partitur asli lagu "Indonesia Raya" memuat tiga stanza dengan aransemen yang sama, tetapi lirik berbeda.
"Indonesia Raya" yang dinyanyikan saat ini merupakan lagu pada stanza pertama, berkisah tentang bangsa yang kala itu belum bersatu.
Pada stanza kedua, terdapat doa yang tulus dari seluruh rakyat yang mengharapkan Indonesia menjadi negara bahagia.
Sementara itu, lirik pada stanza ketiga memuat janji dan sumpah dari seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Berikut lirik lengkap "Indonesia Raya" tiga stanza:
Indonesia tanah airku
Di sanalah aku berdiri
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku
Bangsaku, rakyatku, semuanya
Untuk Indonesia raya...
Indonesia raya, merdeka, merdeka
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia raya merdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia raya...
Indonesia, tanah yang mulia
Di sanalah aku berdiri
Untuk s'lama-lamanya...
Indonesia tanah pusaka
Bangsanya, rakyatnya, semuanya...
Untuk Indonesia raya...
Indonesia raya, merdeka, merdeka
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia raya merdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia raya...
Indonesia tanah yang suci
Tanah kita yang sakti
Di sanalah aku berdiri
M’njaga ibu sejati...
Indonesia tanah berseri
Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji
Pulaunya, lautnya, semuanya...
Untuk Indonesia raya...
Indonesia raya, merdeka, merdeka
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia raya merdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia raya...
Lirik lagu Indonesia Raya yang lengkap sejatinya berjumlah tiga stanza, meski biasanya dinyanyikan sebanyak satu stanza saja, yaitu stanza pertama.
Ketentuan ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Pasal 60 mengenai tata cara penggunaan lagu kebangsaan, lagu Indonesia Raya yang dimainkan tanpa iringan alat musik memang cukup dinyanyikan satu stanza pertama saja dengan satu kali ulangan pada bait ketiga stanza pertama.
Jika ingin menyanyikan lagu kebangsaan secara lengkap mencapai tiga stanza, maka bait ketiga pada stanza kedua dan stanza ketiga dinyanyikan ulang sebanyak satu kali.
Ketiga stanza dalam lagu Indonesia Raya merupakan ciptaan Wage Rudolf Soepratman (W.R Supratman). Lagu kebangsaan itu mulai diaransemen sejak 1924.
Setelah aransemennya selesai, lagu Indonesia Raya mulai diperkenalkan ke publik melalui Kongres Pemuda II di Batavia (kini Jakarta) pada 28 Oktober 1928 yang menjadi cikal bakal perayaan Hari Sumpah Pemuda.
Lirik Lagu Indonesia Raya
Berikut lirik lengkap lagu Indonesia Raya 3 stanza dengan ejaan yang disempurnakan.
Indonesia, tanah airku,Tanah tumpah darahku,Di sanalah aku berdiri,Jadi pandu ibuku,
Indonesia, kebangsaanku,Bangsa dan tanah airku,Marilah kita berseru,Indonesia bersatu,
Hiduplah tanahku,Hiduplah negeriku,Bangsaku, rakyatku, semuanya,Bangunlah jiwanya,Bangunlah badannya,Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!Tanahku, negeriku yang kucintaIndonesia Raya, merdeka! Merdeka!Hiduplah Indonesia Raya!
Indonesia, tanah yang mulia,Tanah kita yang kaya,Di sanalah aku berdiri,Untuk selama-lamanya,
Indonesia, tanah pusaka,Pusaka kita semuanya,Marilah kita mendoa,Indonesia bahagia!
Suburlah tanahnya,Suburlah jiwanya,Bangsanya, rakyatnya, semuanyaSadarlah hatinya,Sadarlah budinya,Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!Tanahku, negeriku yang kucintaIndonesia Raya, merdeka! Merdeka!Hiduplah Indonesia Raya!
Indonesia, tanah yang suci,Tanah kita yang sakti,Di sanalah aku berdiri,Menjaga ibu sejati,
Indonesia, tanah berseri,Tanah yang aku sayangi,Marilah kita berjanji,Indonesia abadi!
Selamatlah rakyatnya,Selamatlah putranya,Pulaunya, lautnya, semuanya,Majulah negerinya,Majulah pandunya,Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!Tanahku, negeriku yang kucintaIndonesia Raya, merdeka! Merdeka!Hiduplah Indonesia Raya!
Demikian sejarah dan lirik lagu Indonesia Raya. Semoga bermanfaat.
tirto.id - Secara utuh lagu "Indonesia Raya" terdiri dari 3 bait (stanza). Pencipta lagu "Indonesia Raya" adalah Wage Rudolf Supratman. Lirik lagu "Indonesia Raya" 3 Stanza yang ditulis oleh komposer sekaligus wartawan itu punya sejarah panjang. Barangkali, hanya bait lirik 1 stanza saja yang benar-benar akrab di telinga mayoritas masyarakat, sementara dua stanza lainnya jarang kita dengar. Sebab, baru dua tahun ini pemerintah memperkenalkannya ke anak-anak sekolah.
Instrumental lagu "Indonesia Raya" tersebut pertama kali dibawakan oleh Supratman lewat gesekan biolanya dalam Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928, yang kelak dikenal sebagai cikal bakal Hari Sumpah Pemuda, demikian menurut Anthony C. Hutabarat dalam Meluruskan Sejarah dan Riwayat Hidup Wage Rudolf Soepratman: Pencipta Lagu Indonesia Raya (2001).
Lirik lagu 'Indonesia Raya' ketika itu:
Indonesia, tanah airkoe,
Tanah toempah darahkoe,
Disanalah akoe berdiri,
Mendjaga Pandoe Iboekoe.
Indonesia kebangsaankoe,
Kebangsaan tanah airkoe,
Marilah kita berseroe:
"Indonesia Bersatoe".
Bangsakoe, djiwakoe, semoea,
Oentoek Indonesia Raja.
Indonesia, tanah jang moelia,
Tanah kita jang kaja,
Disanalah akoe hidoep,
Oentoek s'lama-lamanja.
Indonesia, tanah poesaka,
Oentoek Indonesia Raja.
Indonesia, tanah jang soetji,
Disanalah kita berdiri,
Mendjaga Iboe sedjati.
Indonesia, tanah berseri,
Tanah jang terkoetjintai,
Marilah kita berdjandji:
S'lamatlah poet'ranja,
Poelaoenja, laoetnja, semoea,
Oentoek Indonesia Raja.
Tanahkoe, neg'rikoe jang koetjinta.
Hidoeplah Indonesia Raja.
Lirik Lagu Indonesia Raya 3 Stanza
Adapun lirik lagu “Indonesia Raya” tiga stanza tersebut adalah sebagai berikut:
Indonesia tanah airku,
Tanah tumpah darahku,
Di sanalah aku berdiri,
Indonesia kebangsaanku,
Bangsa dan tanah airku,
Marilah kita berseru,
Bangsaku, Rakyatku, semuanya,
Untuk Indonesia Raya.
Indonesia, tanah yang mulia,
Tanah kita yang kaya,
Di sanalah aku berdiri,
Untuk s'lama-lamanya.
Indonesia, tanah pusaka,
P'saka kita semuanya,
Untuk Indonesia Raya.
Indonesia, tanah yang suci,
Tanah kita yang sakti,
Di sanalah aku berdiri,
Indonesia, tanah berseri,
Tanah yang aku sayangi,
Marilah kita berjanji,
S'lamatlah rakyatnya,
Pulaunya, lautnya, semuanya,
Untuk Indonesia Raya.
Tanahku, neg'riku yang kucinta!
Hiduplah Indonesia Raya.
Makna di Balik Lirik Lagu Indonesia Raya
Setiap bait lagu Indonesia Raya menjadi cerminan semangat dalam memperjuangkan kemerdekaan. Pesan yang tersimpan dalam lagu kebangsaan tersebut terbagi ke dalam 3 stanza.
Seperti misalnya pada stanza pertama yang menekankan pada persatuan dan kesatuan bangsa. Meski Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa dan budaya. Ini merupakan seruan bagi rakyat untuk bersatu meraih kemerdekaan.
Kemudian dilanjutkan pada stanza kedua, di mana maknanya menekankan tentang harapan dan keyakinan bangsa akan kebahagiaan dari kemerdekaan.
Stanza ketiga menjelaskan mengenai makna kemerdekaan itu sendiri. Yang merdeka tidak hanya tanahnya saja, melainkan juga rakyatnya dan segala aspek yang ada di Indonesia.
KOMPAS.com - Lagu "Indonesia Raya" tiga stanza jarang berkumandang, sehingga liriknya tidak cukup familiar di telinga masyarakat.
Padahal, lirik lagu "Indonesia Raya" tiga stanza mengandung doa dan makna mendalam bagi Tanah Air tercinta.
Lagu kebangsaan Indonesia diciptakan oleh Wage Rudolf (WR) Supratman dan dimainkan pertama kali pada 28 Oktober 1928.
Berikut sejarah dan lirik lagu "Indonesia Raya" 3 stanza:
Baca juga: Lirik Lagu “Bangun Pemudi Pemuda” dan Kisah Unik di Balik Penciptaannya
Aturan Lagu Indonesia Raya
Perlu diketahui, ada sejumlah aturan terkait lagu Indonesia Raya. Berikut beberapa aturannya.
Itulah lirik lagu Indonesia Raya lengkap tiga stanza. Semoga bermanfaat dan selamat belajar!
Sebelum membahas tentang lagu Berkibarlah Benderaku, penting bagi kita untuk mengenal siapa yang menciptakan lagu ini. Nama aslinya adalah Saridjah Niung. Saridjah Niung lahir di Sukabumi, Jawa Barat, pada 26 Maret 1908, dan meninggal pada tahun 1993 di usia 85 tahun. Ia adalah putri bungsu dari 12 bersaudara. Ayahnya, Mohamad Niung, adalah seorang pelaut asal Bugis yang menetap di Sukabumi dan kemudian menjadi pengawal Prof. Dr. Mr. J.F. Kramer, seorang indo-Belanda. Kramer yang memiliki darah ningrat Jawa mengangkat Saridjah sebagai anaknya dan mengajarkannya musik, terutama bermain biola.
Saridjah melanjutkan pendidikannya di Hoogere Kweek School (HKS) di Bandung untuk mendalami seni suara dan musik. Setelah lulus, ia menjadi pengajar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS).
Apa Makna di Balik Lirik “Indonesia Raya” Tiga Stanza Tersebut?
Lirik lagu Indonesia Raya ditulis oleh komposer sekaligus wartawan Wage Rudolf Supratman. Instrumental lagu tersebut pertama kali dibawakan dalam Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928, yang kelak dikenal sebagai cikal bakal Hari Sumpah Pemuda.
Mulanya, WR Supratman adalah wartawan koran Sin Po yang ditugaskan untuk meliput Kongres Pemuda II, seperti ditulis oleh St. Sularto dalam “Wage Rudolf Supratman Menunggu Pelurusan Fakta Sejarah” di Majalah Prisma edisi 5 Mei 1983.
Namun, kala itu keinginannya tidak hanya sekadar menulis berita, tetapi juga ingin membawakan lagu "Indonesia Raya". Atas inisiatifnya sendiri, ia menyebarkan salinan lagu itu kepada para pimpinan organisasi pemuda.
Gayung bersambut. Lagu tersebut mendapat sambutan hangat. Sugondo, yang waktu itu memimpin Kongres Pemuda Indonesia Kedua, awalnya mengizinkan Supratman membawakan lagu tersebut pada jam istirahat. Namun, ketika Sugondo membaca lebih teliti lirik lagu itu, ia menjadi ragu.
Ia takut pemerintah memboikot acara Kongres. Akhirnya Sugondo meminta Supratman membawakan lagu tersebut dengan instrumen biola saja. Ketika jam istirahat tiba, Supratman maju, membawakan lagu 'Indonesia Raya' versi instumental. Semua peserta kongres tercengang.
Mereka terharu mendengar gesekan biolanya. Itulah kali pertama lagu 'Indonesia Raya' berkumandang. Lagu itu kembali berkumandang di akhir bulan Desember 1928 saat pembubaran panitia kongres kedua.
Pada kesempatan itu, untuk kali pertama, lagu tersebut dinyanyikan dengan iringan paduan suara. Ketiga kalinya, lagu 'Indonesia Raya' dinyanyikan saat pembukaan Kongres PNI 18-20 Desember 1929.
Sebagaimana ditulis oleh Dwi Oktarina dalam esainya “Menelisik Indonesia Raya”, lagu “Indonesia Raya” merupakan pernyataan perasaan nasional berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1958.
Perasaan nasional tersebutlah yang menjadikan lagu kebangsaan tersebut memiliki banyak makna di baliknya, salah satunya menggambarkan semangat dan cita-cita bangsa Indonesia yang tertulis dalam lirik demi lirik lagu.
Melansir Kemendikbud, stanza pertama “Indonesia Raya” menggarisbawahi lirik “Marilah kita berseru, Indonesia bersatu” yang ditulis sebagai makna penyemangat.
Selain itu, kalimat tersebut juga seruan bagi Indonesia yang saat itu belum merdeka untuk bersatu meraih kemerdekaan Indonesia.
“Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya” pada stanza pertama pada awalnya tidak ditulis demikian.
Sebelumnya, lirik tersebut tertulis “Bangunlah badannya, bangunlah jiwanya” yang kemudian diganti atas usul Ir. Soekarno mengacu pada pendapatnya “tak akan bangun raga seseorang jika jiwanya tidak terlebih dahulu bangun. Hanya seorang budak yang badannya bangkit namun jiwanya tidak”.
Pada stanza kedua, lirik yang ditekankan adalah “Marilah kita mendoa, Indonesia bahagia”. Kalimat tersebut memendam landasan spiritual dengan selalu mendoakan Indonesia agar senantiasa menjadi negara yang bahagia.
Lirik selanjutnya berbunyi “Sadarlah budinya, sadarlah hatinya”, bermakna masyarakat Indonesia yang senantiasa memiliki budi dan hati yang baik.
Stanza terakhir, tertulis sumpah dan amanat agraria yang diselipkan di dalam lirik “Indonesia Raya”.
Lirik tersebut adalah “Marilah kita berjanji, Indonesia Abadi”, sementara amanat agraria terdapat dalam lirik “Slamatlah Rakyatnya, Slamatlah Putranya, Pulaunya, Lautnya, Semuanya”.
Makna agraria yang dimaksud dalam lirik tersebut tidak terbatas dengan tanah Indonesia, melainkan seluruh yang terkandung dalam Indonesia meliputi tanah, laut, hingga luar angkasanya.
Lirik dan notasi lagu “Indonesia Raya” pertama kali dimuat di surat kabar Sin Po edisi 10 November 1928, selang 13 hari setelah perhelatan Kongres Pemuda II di mana lagu tersebut pertama kali dinyanyikan.
Koran berisi lirik lagu dan notasi “Indonesia Raya” tersebut pun dicetak 5.000 eksemplar.
Awalnya, lagu tersebut berjudul “Indonesia” dan bukan “Indonesia Raja” atau “Indonesia Raya”. Koran Sin Po sendiri merupakan lahan W.R. Supratman bekerja sebagai jurnalis.
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya selalu dinyanyikan setiap upacara bendera maupun di awal kegiatan formal. Lagu ini merupakan karya Wage Rudolf Supratman, seorang jurnalis yang juga merupakan pemusik.
Selama ini masyarakat banyak menyanyikan Lagu Indonesia Raya versi 1 stanza. Dalam versi lengkapnya, lagu kebangsaan Indonesia Raya ini terdiri dari 3 stanza.
Lagu Indonesia Raya versi 3 stanza itu pernah direkam dengan aransemen yang digarap Jos Cleber, seorang komposer asal Belanda. Saat ini hasil rekaman itu masih tersimpan di perusahaan rekaman Lokananta, Solo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, pada 2017 lalu, lagu Indonesia Raya 3 stanza ini pernah digarap ulang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Lokananta.
Rekaman baru ini digunakan sebagai acuan bagi masyarakat, khususnya sekolah, saat melaksanakan upacara bendera. Sebab, saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mewajibkan lagu Indonesia Raya 3 stanza dinyanyikan dalam upacara bendera di sekolah.
Hal tersebut telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di Sekolah.
Berikut ini lirik lagu Indonesia Raya 3 stanza yang termuat dalam lampiran peraturan tersebut.
Indonesia Tanah Airku Tanah Tumpah Darahku Disanalah Aku Berdiri Jadi Pandu IbukuIndonesia Kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku Marilah Kita Berseru Indonesia Bersatu
Hiduplah Tanahku Hiduplah Negeriku Bangsaku Rakyatku SemuanyaBangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya Untuk Indonesia Raya
(Reff: Diulang 2 kali) Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku Negeriku yang Kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Tanah Yang Mulia Tanah Kita Yang Kaya Disanalah Aku Berdiri Untuk Selama-lamanya Indonesia Tanah Pusaka Pusaka Kita SemuanyaMarilah Kita Mendoa Indonesia Bahagia
Suburlah Tanahnya Suburlah Jiwanya Bangsanya Rakyatnya SemuanyaSadarlah Hatinya Sadarlah BudinyaUntuk Indonesia Raya
(Reff: Diulang 2 kali)Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku Negeriku Yang KucintaIndonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Tanah Yang Suci Tanah Kita Yang Sakti Di sanalah Aku Berdiri Menjaga Ibu Sejati Indonesia Tanah Berseri Tanah Yang Aku Sayangi Marilah Kita Berjanji Indonesia Abadi
Selamatlah Rakyatnya Selamatlah PutranyaPulaunya Lautnya SemuanyaMajulah Negerinya Majulah PandunyaUntuk Indonesia Raya
(Reff: Diulang 2 kali) Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku Negeriku Yang KucintaIndonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya
- Momen Hari Musik Nasional belum berakhir. Hari ini, detikJatim mengulas lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Sebab, lagu tersebut merupakan karya terbesar WR Supratman. Ia merupakan pencipta lagu yang tanggal lahirnya diperingati sebagai Hari Musik Nasional.
Lagu Indonesia Raya pertama kali dibawakan pada Kongres Pemuda II, 28 Oktober 1928 menggunakan instrumen biola. Indonesia Raya menjadi pembangkit semangat juang rakyat dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
Aktivitas Nasional dan Penghargaan
Rumah Ibu Sud di Jalan Maluku No. 36 Jakarta pernah menjadi sasaran penggeledahan oleh pasukan Belanda pada tahun 1945 karena aktivitasnya dalam pergerakan nasional. Namun, tetangganya yang seorang Belanda meyakinkan pasukan bahwa Ibu Sud hanyalah seorang pencipta lagu dan suaminya seorang pedagang.
Ibu Sud turut mengiringi lagu Indonesia Raya bersama W.R. Supratman pada 28 Oktober 1928, saat lagu tersebut pertama kali dikumandangkan dalam acara Sumpah Pemuda. Ia juga bersahabat dengan musisi nasionalis lainnya seperti Cornel Simanjuntak, Ismail Marzuki, dan Kusbini.
Atas kontribusinya, Ibu Sud menerima penghargaan Satya Lencana Kebudayaan dari pemerintah RI dan MURI.
Saridjah Niung telah menciptakan lebih dari 200 lagu, meskipun hanya separuhnya yang bertahan hingga sekarang. Lagu-lagu ciptaannya mencakup tema patriotisme dan anak-anak. Beberapa lagu populer ciptaannya antara lain: "Anak Kuat," "Berkibarlah Benderaku," "Bendera Merah Putih," "Burung Kutilang," "Desaku," "Naik Delman," "Menanam Jagung," dan "Tik Tik Bunyi Hujan."
Sejarah lagu "Indonesia Raya"
Saat pertama kali dikenalkan, lagu "Indonesia Raya" memiliki judul "Indonesia Raya" dan tidak ada kata "Raya" dalam baitnya, tetapi menggunakan kata "Mulia".
Pencipta lagu ini, Wage Rudolf (WR) Supratman, harus melewati perjuangan yang tak mudah saat membuat lagu "Indonesia Raya".
Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), WR Supratman adalah seorang wartawan dan pemain musik yang lahir pada 19 Maret 1903.
Sebelum memutuskan menjadi wartawan Kaoem Kita (1924-1925) dan Sin Po (1926-1933), dia sempat mencicipi profesi sebagai guru.
WR Supratman merupakan seorang pemuda yang tidak pernah absen menghadiri Kongres Pemuda I dan II.
Penciptaan lagu "Indonesia Raya" bermula ketika dia membaca artikel bertajuk "Manakah komponis Indonesia yang bisa menciptakan lagu kebangsaan Indonesia yang dapat membangkitkan semangat rakyat?" dalam majalah Timboel terbitan Solo, Jawa Tengah.
Supratman kemudian tergerak. Dari sini, sejarah lagu "Indonesia Raya" yang sarat dengan doa di setiap liriknya itu dibuat.
Pada suatu malam di tahun 1926, WR Supratman mulai menuliskan not-not dan membuat lagu kebangsaan menggunakan biola.
Lagu "Indonesia Raya" ciptaannya mulai dikenal umum ketika sang komposer memperdengarkan alunan nada tanpa lirik kepada para peserta Kongres Pemuda II.
Pada malam penutupan kongres, 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesische Clubgebouw, Jalan Kramat Raya 106, Jakarta Pusat, ia dengan gesekan biolanya membawakan lagu "Indonesia Raya".
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (16/8/2022), setelah lagu selesai, sebagian peserta kongres mulai merangkul WR Supratman dengan mata berkaca-kaca.
Ada yang bertepuk tangan, ada pula yang bersorak meminta lagu kembali dimainkan.
Baca juga: Ukuran Bendera Merah Putih di Lapangan dan Rumah, Simak Aturan Pemasangannya